Assembly line
(assy line) adalah proses manufacturing
dimana setiap bagian disusun berdasarkan urutan untuk menghasilkan produk jadi
yang lebih cepat. Dalam metode assy line ini, komponen-komponen yang akan di
pasang biasanya diletakkan di attachment box/pallet kemudian komponen tersebut
di pasang pada rangkaian produk/engine yang berada di atas roller atau konveyor
dan berjalan sesuai urutan proses manufacturing
produk tersebut.
Konsep assembly line telah menjadi tulang punggung bagaimana manufacturing dalam banyak bidang jasa bisa di lakukan
dalam skala massal. Bisa dibayangkan jika tanpa konsep ini, bagaimana bisa
sebuah perusahaan dapat memproduksi produknya dalam jumlah besar, pasti akan
dibutuhkan resource (SDM) yang lebih
banyak pada level expert atau ahli pada bidangnya.
Berbeda dengan konsep assembly line
ini yang menjadikan proses produksi menjadi lebih efisien, dimana tiap produksi
di bagi tiap bagian/modular dengan masing-masing station bertanggung jawab menyelesaikan tugas tertentu dengan input
dan output yang telah di tentukan. Ada bagian yang bertanggung jawab dalam
pemasangan piston, memasang flywheel,
pemasangan dan pengencangan nut-nut pada komponen hingga menjadi sebuah
komponen utuh atau menjadi satu kesatuan.
Assembly line inilah yang menghantarkan
unit – unit mesin yang sedang dirakit dari satu bagian atau station
(pengerjaan) ke station lain untuk dilanjutkan perakitannya.
Konsep assembly line ini pertama
kali di perkenalkan oleh Henry Ford pendiri perusahaan mobil Ford. Dengan prinsip assembly line
sebagai berikut :
1.
Meletakkan peralatan dan pekerja dalam
urutan pekerjaan/operasional sehingga setiap bagian/komponen dapat di pasang
secara berurutan sampai dengan prose akhir.
2.
Area kerja untuk pemasangan komponen
dibuat secara nyaman sehingga pekerja dapat secara mudah memasang komponen ke
dalam rangkaian produk yang berjalan di atas konveyor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar